Jumat, 20 Januari 2012

SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN

SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN
Widya Lestari (A1C409034)
DOSEN PENGAMPU : Ir. Bambang Hariyadi, Ph.D
Taufik, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
Laboratorium Biologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Jambi


Abstrak
            Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy). Percobaan yang dilakukan untuk pengamatan simulasi estimasi populasi hewan ini diperlukan dua buah toples yang masing-masing berisi dua macam warana kancing baju dengan jumlah tertentu. Percobaan dilakukan dengan pengambilan segenggam kancing baju hitam yang ada di dalam toples, dihitung jumlahnya (ni) kemudian diganti dengan kancing berwarna putih dengan dikembalikan lagi ke dalam toples berisi kancing hitam tadi, hal ini diberlakukan sebagai penanda hewan. Toples dikocok sehingga seluruh kancing tercampur secara homogen. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa saat pengambilan kancing dalam pengamatan poulasi menggunakan metode CMMR, saat pengambilan cuplikan pertama kancing hitam yang dianggap sebagai hewan yang akan ditandai (ni), diperoleh hasil jumlah yang tertangkap adalah 26, dan pada cuplikan kedua ni menunjukkann nilai 28 dengan dengan Ri sebanyak 2, sehingga jumlah hewan yang bertanda sebanyak 26. hingga pada cuplikan ke 10 ni mendapatkan hasil 32 dan Ri 15, sehingga hasil jumlah hewan yang bertanda adalah 17. Dari keseluruhan percobaan didapatkan hasil bahwa jumlah total ni adalah 386 dan Ri sebanyak 100, sehingga perhitungan hewan yang bertanda menjadi sebanyak 286. Percobaan simulasi estimasi populasi hewan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMMR). Penghitungan sebaran populasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan penghitungan Schanabel dan Patersen. Penggunaan rumus Schanabel lebih akurat karena perhitungan dilakukan untuk setiap cuplikan yang dilakukan.



PENDAHULUAN
          Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.(Suin.N.M.1989).
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973)
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto.T.1989).
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi (Soetjipta.1992).
            Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan cara menghitung seluruh individu mahkluk hidup yang di maksud (sensus), namun situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksaan hal tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa. Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selain itu pergerakan hewan dari dan ke arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan.
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadarat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMRR).
            Penggunaan metode CMRR pada populasi ikan diuji dengan meneliti sisiknya, atau dengan meneliti otolith atau mengenai lensa mata. Pada hewan jenis lain dapat diuji dengan penelitian umur meliputi penelitian tentang gigi geligi, atau mungkin metode catch - perunit - effort. Perlu diingat harus diperhitungkan adanya kesalahan baik sejak perencanaan maupun sampai pelaksanaan dan juga analisisnya serta interpretasinya. Pengaruh luas medan penelitian dan unit pengambilan sampel, letak stasiun pengambilan sampel, jenis alat sampling dan waktu sampling semuanya perlu dimasukkan dalam analisis, demikian pula pengaruh faktor lingkungan.
Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy). Southwood (1971) menyatakan bahwa penerapan metode CMRR dengan asumsi- asumsi sebagai berikut.
a. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.
b. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
c.  Populasi harus dalam sistem tertutup  (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung).
d.  Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
e. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya.
f.  Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk ditangkap.
g.  Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
Rumus dasar yang digunakan untuk penghitungan adalah rumus Petersen yaitu:
                M . n
N         =   ————
                  R
           
            Untuk menghitung kesalahan (error) metode CMRR dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (standar errornya) dengan rumus:
                                                    _______________________                  
SE    =   √ ( M . n ) [(M - R) . (n - R)]
                    R³
           
            Setelah ditentukan standar errornya, kemudian ditentukan selang kepercayaannya dengan rumus:
 N ± t. SE


Dengan catatan:
t           = (df, ), lihat tabel distribusi t dengan df = , dan  adalah tingkat signifikasi
N         = cacah hewan di alam/dalam populasi
M         = cacah hewan yang tertangkap pada penangkapan pertama dan ditandai
N         = cacah hewan yang tertangkap pada penagkapan kedua, terdiri atas hewan yang      tidak bertanda dan hewan yang bertanda hasil penangkapan kedua
R         = cacah hewan yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap                  kembali pada penangkapan kedua
           
            Untuk memperbaiki keakuratan metode Peterson (karena sampel yang diambil relatif kecil), dapat digunakan metode Schnabel. Metode Schnabel selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Petersen, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan pada periode sampling yang berikutnya. Pada metode ini, penangkapan, penandaan dan pelepasan kembali hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini besarnya populasi dapat diduga dengan rumus:
                (n¡ . m¡)
N        =  —————
          R¡

            Karena pengambilan sampel dengan cara diatas dilakukan berulang kali, maka hal ini akan mengurangi kesalahan sampling. Kesalahan baku (SE) metode ini dihitung dengan rumus: 

                1
   SE          =      —————————————————————
                                           _____________________________________
                          1               (k - 1)                       1
                      √ [  ————  +  ———  ]  -    [  ———   ]
                           (N - M¡)            N                     (N - n¡)  

            Setelah ditentukan standar errornya, kemudian ditentukan selang kepercayaannya dengan rumus :
N ± t. SE
Dengan catatan:
t           =  (df, ), lihat tabel distribusi t dengan df  = , dan  adalah tingkat signifikasi
k          =  Jumlah periode sampling
N         =  Cacah hewan di alam/ dalam populasi
M¡       = Jumlah total hewan yang tertangkap pada periode ke-i ditambah periode  sebelumnya/jumlah total hewan yang bertanda.
n¡         =  Jumlah hewan yang tertangkap pada periode ke-i
R         =  Jumlah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke-i


BAHAN DAN METODE
Percobaan yang dilakukan untuk pengamatan simulasi estimasi populasi hewan ini diperlukan dua buah toples yang masing-masing berisi dua macam warana kancing baju dengan jumlah tertentu. Percobaan dilakukan dengan pengambilan segenggam kancing baju hitam yang ada di dalam toples, dihitung jumlahnya (ni) kemudian diganti dengan kancing berwarna putih dengan dikembalikan lagi ke dalam toples berisi kancing hitam tadi, hal ini diberlakukan sebagai penanda hewan. Toples dikocok sehingga seluruh kancing tercampur secara homogen.
Kemudian dilakukan pengambilan cuplikan kedua dengan prosedur yang sama, bila terdapat kancing berwarna lain, dicatat sebagai (Ri) Cuplika dilakukan hingga sepuluh kali, dilanjutkan dengan penghitungan estimasi populasi dengan rumus Patersen dan Schanabel. Selanjutnya dilakukan penghitungan dengan daftar lembaran keraja simulasi populasi dengan metode CMMR.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel hasil percobaan
K
ni
Ri
Mi
(ni.mi)
1
26
-
26
-
-
2
28
2
26
26
2652
3
51
1
50
52
2040
4
20
3
17
102
4046
5
34
8
26
119
8700
6
60
15
45
145
13490
7
71
22
49
190
6931
8
29
14
15
239
9906
9
39
20
19
254
8672
10
32
15
17
271
989
386
100

271
57165

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa saat pengambilan kancing dalam pengamatan poulasi menggunakan metode CMMR, saat pengambilan cuplikan pertama kancing hitam yang dianggap sebagai hewan yang akan ditandai (ni), diperoleh hasil jumlah yang tertangkap adalah 26, dan pada cuplikan kedua ni menunjukkann nilai 28 dengan dengan Ri sebanyak 2, sehingga jumlah hewan yang bertanda sebanyak 26. hingga pada cuplikan ke 10 ni mendapatkan hasil 32 dan Ri 15, sehingga hasil jumlah hewan yang bertanda adalah 17. Dari keseluruhan percobaan didapatkan hasil bahwa jumlah total ni adalah 386 dan Ri sebanyak 100, sehingga perhitungan hewan yang bertanda menjadi sebanyak 286.
Dari percobaan dapat terlihat bahwa dalam penelitian  kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Menurut McNaughton, (1990:63), mengatakan bahwa bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi. Objek penelitian dapat berupa orang, hewan, maupun tumbuhan. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi. Bila kita meneliti seluruh unsur populasi, kita melakukan sensus. Menurut Sukarno (1989:89), sensus mudah dilakukan bila jumlah populasi terbatas. Sensus, memang, tidak selamanya sempurna. Hasil sensus, Yang mengungkapkan karakteristik populasi (seperti rata-rata, ragam, modus, atau (range), disebut parameter.
Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampel. Karakteristik sampel disebut statistik. Kita ingin menduga secara cermat parameter dari statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Teori sampling ini menurut Sudarsono (1978:90), terbagi atas 2 yaitu yang mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Yang pertama sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Kedua sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih. Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus. Statistik dapat membantu kita menentukan sampling error hanya bila kita menggunakan sampel tak bias. Sampel tak bias adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas (probability sampling). Dalam sampel probabilitas, setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Karena sampel ini mengasumsikan kerandoman (randomness), maka sampel probabilitas lazim juga disebut sebagai sampel random. Bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita memperoleh sampel pertimbangan (judgemental sampling), disebut juga sample non-probabilitas. Untuk kedua jenis sampling ini, ada beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik penarikan sampel sering disebut rencana sampling atau rancangan sampling (sampling design).
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai simulasi estimasi populasi hewan. Kami mendapatkan hasil perhitungan menggunakan rumus Schanabel, maka didapat hasil 1046,06 dan standart errornya adalah11,1. Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan Patersen didapat hasil 613,2 dan standart errornya adalah 102,12.
Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan ( Penangkapan Ke 2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi indifidu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua. Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak validan dalam metode Patersen. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali (Odum,1992:67).
            Pengambilan sampel yang hanya dengan menggunakan kancing tidak lah akurat untuk di lapangan. Bisa saja keadaan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang kita kira. Menurut Michael (1994: 305), pengambilan contoh dalam populasi dapat menghasilkan prakiraan yang akurat mengenai populasi adalah keliru, kesadaran akan penyeberan tidak menentu suatu spesies yang di pelajari dapat di perhitungkan, peneliti dapat membuat pola-pola atas tempat penambilan sampel yang diamati. Suatu sampel dinyatakan tidak keliru apabila setiap individu populasi yang dipelajari memiliki kesempatan yang sama dan tidak bergantung untuk di kumpulkan.


KESIMPULAN
Percobaan simulasi estimasi populasi hewan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMMR). Penghitungan sebaran populasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan penghitungan Schanabel dan Patersen. Penggunaan rumus Schanabel lebih akurat karena perhitungan dilakukan untuk setiap cuplikan yang dilakukan. Penghitungan dengan rumus Patersen mendapatkan hasil 613,2 dengan kesalahan baku (standar eror) 102,12. Penghitungan dengan rumus Schanabel melalui total seluruh data mendapatkan hasil 1046,06 dengan kesalahan baku (standar eror) 11,1. Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu. Kesalahan pengambilan sampel dapat terjadi karena keadaan lapangan tidak sesuai dengan prakiraan.

DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto.T.1989. Dasar dan Teknik Pengambilan Sampel dalam Penyelidikan. UGM Press. Yogyakarta.
McNaughton, S.J., dan Larry, W.F. 1990. Ekologi Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium. UI Press. Jakarta.
Odum, Howard, T. 1992. Ekologi Sistem. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soetjipta.1992. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. UI Press. Jakarta.
Southwood. 1971. Ekologi Umum. Angkasa. Bandung.
Sudarsono. 1978. Analisa Statistika. Aneka Cipta. Jakarta.
Suin, N. M. 1989. Ekologi Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Sukarjo. 1989. Biostatistika. UGM Press. Yogyakarta.



LAMPIRAN
Nilai Petersen                                                    
N =  = 613,2

SE =
      =
       =
        =
         =
          = 102,12









Uji nilai Schanable
N =  =  = 1046,06

SE =
     =
     =
     =
      =
       =
        =
        = 11,1

ASAM AMINO TRIFTOFAN PADA BUAH DURIAN PENCEGAH INSOMNIA


ASAM AMINO TRIFTOFAN PADA BUAH DURIAN PENCEGAH INSOMNIA

MAKALAH BIOKIMIA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Aprizal Lukman, M.Pd.






Oleh :
Nama : Widya Lestari
NIM : A1C409034



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Durian, buah satu ini cukup populer di kawasan Asia tenggara. Memiliki aroma yang khas dan rasa yang nikmat membuat buah dengan nama latin Durio zibethinus ini menjadi buah favorit masyarakat Indonesia. Namun, selain rasanya nikmat, juga memiliki khasiat sebagai obat insomnia. Durian ternyata adalah buah yang bisa menghilangkan insomnia. Insomnia adalah kesukaran untuk memulai tidur ataupun mempertahankan tidur (susah tidur). Biasanya kesulitan tidur ini disebabkan oleh gangguan didalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya diperberat dengan perilaku yang tidak sehat, seperti tidak teratur jam tidur, seringnya begadang dan kebiasaan mengkonsumsi sesuatu yang mengandung kafein seperti kopi dan juga rokok dapat menyebabkan susah tidur..
Buah musiman ini memiliki kandungan zat yang bisa mengatasi insomnia, yaitu asam amino yang bernama triptofan. Jenis asam amino ini diketahui bisa membantu mengurangi kecemasan, depresi hingga mengatasi insomnia. Hal ini dikarenakan tingkat tinggi asam amino triptofan yang terkandung dalam buah durian bisa menimbulkan perasaan euforia dengan meningkatkan kadar serotonin di dalam otak. Jika seseorang sudah merasa tenang maka akan mudah baginya untuk beristirahat atau tidur.
       
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah kandungan didalam buah durian?
2.      Apakah asam amino triftofan?
3.      Apakah insomnia dan gejala serta dampaknya?
4.      Bagaimana pengaruh asam amino triftofan pada buah durian terhadap insomnia?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Durian
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit) ( Anonim, 2011).



Klasifikasi durian menurut Sekartaji (2011):

Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Malvales
Family             : Bombacaceae
Genus              : Durio
Spesies            : Durio zibethinus Murr

Menurut Anonim (2011), tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 27 - 40 m. Akar tunggang dan sering memiliki banir (akar papan).  Batang berkayu, silindris, tegak, kulit batang (pepagan) pecah-pecah, permukaan kasar, percabangan simpodial, bercabang banyak, arah mendatar, tajuknya rindang dan renggang. Daun berbentuk jorong hingga lanset, bertangkai pendek, tersusun berseling (alternate), permukaan atas berwarna hijau tua - bawah cokelat kekuningan, bentuk jorong hingga lanset, panjang 6,5 - 25 cm, lebar 3 - 5 cm, ujung runcing, pangkal membulat (rotundatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas mengkilat (nitidus), permukaan bawah buram (opacus), tidak pernah meluruh, bagian bawah berlapis bulu halus berwarna cokelat kemerahan.
 
Gambar : Pohon buah durian
Bunga muncul di batang (cauliflorous) atau cabang yang sudah besar dan tua dibagian pangkal (proximal), bertangkai, kelopak berbentuk lonceng (campanulatus). Bunga berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2x panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas, kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Berwarna putih hingga cokelat keemasan ( Amin, 2010).
             
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian", walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan ( Anonim, 2011)
Menurut Hernani (2005) setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm.
          
Gambar : Buah durian
Berikut ini beberapa manfaat durian bagi kesehatan tubuh, menurut Iqbal (2011):
  1. Dapat mengatasi anemia karena durian kaya akan asam folat dan zat besi.
  2. Dapat mengatasi sembelit karena durian banyak mengandung serat. Selain itu kulit durian yang dilumatkan dan dioleskan ke perut dapat memudahkan buang air besar.
  3. Menghambat penuaan dini karena mengandung vitamin C sebagai antioksidan.
  4. Meningkatkan tekanan darah yang rendah karena mengandung zat besi dan sifatnya yang panas.
  5. Mengatasi bengkak.
  6. Mengobati penyakit ruam pada kulit (kurap).
  7. Baik untuk kesehatan tulang dan persendian karena mengandung kalsium, potasium, dan berbagai vitamin B.
  8. Kandungan mangaan dapat menjaga kestabilan kadar gula dalam darah.
  9. Kulit durian yang dibakar lalu dijadikan abu, airnya dapat melancarkan haid, tetapi juga bersifat abortif.
  10. Buahnya dapat sebagai obat penyakit kuning.
  11. Meningkatkan nafsu makan karena mengandung niasin dan thiamin.
  12. Riboflavin (vitamin B2) dapat membantu mengatasi migrain.
  13. Memelihara kesehatan tiroid karena kandungan tembaganya.
  14. Dapat mengurangi stres dan depresi karena kandungan piridoksin (B6).
  15. Baik untuk kesehatan gigi karena mengandung fosfor (P).
  16. Kulit buah durian dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk.
  17. Akar dan air seduhan daun durian dapat sebagai antipiretik.
  18. Diyakini sebagai afrodisiak.
  19. Akarnya dapat untuk mengobati infeksi pada kuku.



2.2 Asam Amino Triptofan
Triptofan merupakan suatu asam amino heterosiklik dan merupakan asam amino esensial yang mula-mula diperoleh dari hasil pencernaan kasein oleh cairan pankreas. Nama lain dari triptofan adalah asam 2-amino-3-(3-indolil) propanoat. Rumus kimia C11H12N2O2. Triptofan biasa disingkat dengan Trp (Anonim, 2009).
Gugus fungsional yang dimiliki triptofan, indol, tidak dimiliki asam-asam amino dasar lainnya. Akibatnya, triptofan menjadi prekursor banyak senyawa biologis penting yang tersusun dalam kerangka indol. Triptofan adalah prekursor melatonin (hormon perangsang tidur), serotonin (suatu transmiter pada sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin).
     
Gambar : Rumus Bangun asam amino triptofan
Triptofan tidak dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi didapat sebagai nutrisi asupan dari proses pencernaan dengan enzim proteolitik. Asam amino ini banyak dikandung oleh cokelat, oat, durian, mangga, dried dates, susu, yogurt, keju, daging merah, telur, daging unggas, wijen, chickpeas, biji bunga matahari, biji labu, spirulina, kacang, durian. Triptofan juga merupakan prekursor dari vitamin B3 yang menginduksi sensasi relaks dan rasa kantuk (Day, 2002).



2.3 Insomnia
2.3.1 Pengertian Insomnia
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali (Harler, 1966).
Insomnia sering terjadi sebagai akibat dari:
  • Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
  • Bekerja pada malam hari.
  • Sering berubah-ubah jam kerja.
  • Penggunaan alkohol yang berlebihan.
  • Efek samping obat (kadang-kadang).
  • Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
2.3.2 Jenis- Jenis Insomnia
1. Insomnia kronis, merupakan insomnia yang paling parah, penderitanya selama sebulan atau lebih tidak bisa tidur pada sebagian besar malam.
2. Insomnia jangka pendek, penderita sulit tidur selama 2-4 minggu.
3. Insomnia sementara, yaitu insomnia yang berlangsung hanya beberapa hari.



2.3.3 Penyebab Insomnia
Menurut pakar kesehatan Pramudya dalam Suherman (2005), penyebab insomnia adalah:
Stress dan depresi.
Tidur siang berlebihan.
Lingkungan terlalu bising.
Suhu lingkungan.
Merokok dan minum alkohol berlebihan.
Minum kopi berlebihan.
Sakit medis.
Siklus menstruasi.
Pengaruh obat-obatan.

Adapun beberapa dampak dari Insomnia menurut Ghani (2002):
1.      Tidak produktif. Dampak serius insomnia adalah turunnya produktivitas sehingga seringkali mengganggu kegiatannya.
2.      Tidak fokus. Penderita insomnia sering mengantuk di siang hari dan tidak bisa memusatkan perhatian pada hal-hal detail.
3.      Tidak bisa membat keputusan. Mereka tidak dapat memberikan pertimbangan untuk mengatasi masalah, sehingga seringan apapun masalah yang ada, akan terasa berat untuk diatasi.
4.      Pelupa. Orang insomnia juga sering lupa, bahkan bagi hal yang baru saja dialaminya.
5.      Pemarah. Tubuh lelah akibat tidak tidur semalaman membuat penderita insomnia mudah terusik. Hal-hal kecil dapat menimbulkan kemarahan karena penderita insomnia menjadi pribadi yang sensitif.




BAB III
PEMBAHASAN

Durian merupakan makanan sehat yang baik untuk tubuh jika dimakan tanpa berlebihan. Di dalam daging buah durian mengandung banyak sekali zat gizi, di antaranya adalah karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium (Ca), fosfor (P), asam folat, magnesium (Mg), potasium/kalium (K), zat besi (Fe), zinc, mangan (Mn), tembaga (Cu), karoten, vitamin C, thiamin, niacin, dan riboflavin. Durian juga mengandung gula yang cukup banyak (Armala, 2009).
Fosfor dan zat besi yang terdapat dalam durian ternyata 10 kali lebih banyak daripada buah pisang. Kandungan gizi tiap 100 gram buah durian adalah 67 gram air, 2,5 gram lemak, 28,3 gram karbohidrat, 1,4 gram serat, 2,5 gram protein, dan menghasilkan energi sebesar kurang lebih 520 kJ.
Durian merupakan buah yang bisa menghilangkan insomnia. Buah ini memiliki kandungan zat yang bisa mengatasi insomnia, yaitu asam amino yang bernama triptofan. Jenis asam amino ini diketahui bisa membantu mengurangi kecemasan, depresi hingga mengatasi insomnia. Hal ini dikarenakan tingkat tinggi asam amino triptofan yang terkandung dalam buah durian bisa menimbulkan perasaan euforia dengan meningkatkan kadar melatonin di dalam otak. Jika seseorang sudah merasa tenang maka akan mudah baginya untuk beristirahat atau tidur (Afriansyah, 2008).
Melatonin (N-acetyl-5-methoxytryptamine) adalah hormon neurotropik dengan gugus antioksidan indolamina, yang disintesis oleh kelenjar pineal yang terletak di dalam otak dari senyawa asam amino triptofan. Melalui pencerapnya, melatonin berperan dalam berbagai proses fisiologis seperti ritme biologis, regulasi tekanan darah, onkogenesis, retina, reproduksi, ovarium, sistem kekebalan dan diferensiasi osteoblas. Transduksi sinyal pada lintasan melatonin meningkatkan rasio enzim antioksidan seperti superoksida dismutase, peroksidase, glutathion dan meredam enzim prooksidan seperti nitrogen monoksida sintase dan liposigenase (Afriansyah, 2008).
Gambar : Rumus bangun melatonin
Menurut Dehpour (2009), pada dasarnya tubuh manusia memiliki suatu kelenjar yang berperan penting di dalam otak yaitu kelenjar pineal. Kelenjar pineal disebut sebagai kelenjar paling misterius. Kelenjar pineal sebesar kacang yang terletak di otak menghasilkan hormon melatonin ini diproduksi malam hari dimana asam amino esensial, tryptophan diubah aktifitas enzim menjadi serotonin sebelum sampai ke bentuk melatonin, hormone yang berperan dalam pengaturan bioritme tubuh dalam hal tidur. Filsuf Decrates menyebut kelenjar tersebut  the seat of soul atau pusat jiwa. Berjuta-juta tahun lalu, binatang reptil kuno memiliki mata ketiga berada di puncak kepala, yang sangat sensitif terhadap cahaya dan mengatur perputaran irama alami pada tubuh mereka. Dalam perjalanan evolusi, "mata" tersebut telah masuk ke otak dan menjadi kelenjar pineal.
 Posisi Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terletak di bagian dalam otak epifisis serebri. Bentuknya kerucut, ramping seperti buah pinus. Pada manusia, panjangnya kurang dari satu sentimeter. Di dalam kelenjar buntu otak pineal itu terdapat serabut-serabut saraf. Di antaranya ada yang berhubungan langsung dengan saraf penglihatan sehingga sangat sensitif terhadap cahaya.
Kelenjar pineal ini menghasilkan dua macam hormon penting untuk mengendalikan aktivitas manusia. Seratonin berfungsi sebagai pemberi semangat untuk melakukan aktivitas di siang hari. Sebaliknya, pada malam hari, di saat kelenjar-kelenjar lain kurang aktif, kelenjar pineal ini bekerja mencapai puncak fungsinya yaitu mengeluarkan hormon melatonin. Melatonin (5-methoxy-N-acetyltryptamine) merupakan hormon yang memegang peranan penting terhadap regulasi beberapa fungsi biologis. Melatonin merupakan hormon yang berasal dari asam amino tryptophan sebagai prekursor sehingga produksi hormon melatonin sangat bergantung pada ketersediaan asam amino tryptophan di dalam tubuh. Tryptophan merupakan asam amino esensial yang produksi dalam tubuhnya sangat kecil sehingga perlu adanya asupan protein dari makanan.
Gambar : Alur Pembentukan Melatonin
Gambar : Alur Kerja Melatonin
Yang menarik dari hormon melatonin ini adalah waktu produksinya. Kelenjar pineal yang menghasilkan hormon melatonin merupakan kelenjar yang sangat sensitif terhadap cahaya sehingga kelenjar ini aktif pada malam hari. Berdasarkan penelitian ternyata hormon metalonin ini paling banyak dihasilkan sekitar pukul 02.00 – 04.00 malam. Hal ini dikarenakan pada waktu itu gangguan cahaya dari alam paling minimal.
Kurva Melatonin terhadap Waktu





Berikut ini beberapa kegunaan hormon melatonin (Suherman, 2009) :

1. Berperan penting terhadap kondisi tidur yang baik termasuk menurunkan temperatur tubuh dan menjaga keadaan tubuh saat tidur.
2. Mengurangi kolesterol sehingga dapat memperkecil kemungkinan mengidap jantung koroner.
3. Mengatasi radikal bebas (antioksidan), hal ini dikarenakan melatonin dapat mentralisir zat radikal dengan menyumbangkan elektronnya. Selain itu melatonin dapat menghambat pembentukan peroksinitrit (prekursor radikal) dengan menghambat enzim nitrit oksida sintetase. Melatonin merupakan antioksidan yang lebih reaktif dibandingkan vitamin E atau glutation sehingga lebih efektif mengatai zat radikal yang masuk ke dalam tubuh
Skema Fungsi Melatonin
5.      Meningkatkan keefektifan sistem kekebalan tubuh, hal ini dikarenakan melatonin dapat menstimulus produksi sitokin InterLeukin−2 (IL−2), InterLeukin−6 (IL−6), and InterLeukin−12 (IL−12) sebagai sistem imun tubuh.
6.       Dapat mencegah kanker karena berdasarkan peneltitian hormon melatonin dapat secara langsung mencegah perkembangan sel kanker di dalam tubuh.
7.      Melindungi tubuh dari polusi lingkungan serta efek racun.
8.      Dapat meringankan kondisi penderita AIDS, karena melatonin sanggup merangsang sel-sel kekebalan tubuh yang abnormal menjadi normal.

BAB IV
KESIMPULAN
1.      Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri.
2.      Triptofan merupakan suatu asam amino heterosiklik dan merupakan asam amino esensial yang mula-mula diperoleh dari hasil pencernaan kasein oleh cairan pankreas. Nama lain dari triptofan adalah asam 2-amino-3-(3-indolil) propanoat. Rumus kimia C11H12N2O2. Triptofan biasa disingkat dengan Trp.
3.      Triptofan adalah prekursor melatonin (hormon perangsang tidur), serotonin (suatu transmiter pada sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin).
4.      Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur.
5.      Melatonin adalah hormon neurotropik dengan gugus antioksidan indolamina, yang disintesis oleh kelenjar pineal yang terletak di dalam otak dari senyawa asam amino triptofan.
6.      Melatonin dirangsang oleh triftopan yang dihasilkan dari durian.








DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, N.(2008). Kenali  Jenis-Jenis penyakit. Jakarta : Buku Kompas.
Amin. 2010. Klasifikasi Durian. http://amintabin.blogspot.com/2010/09/klasifikasi-durian-durio-zibethinus.html. di akses Tanggal 15 Januari 2012.
Anonim. 2010. Tahajud Menurut Sains. http://webkimia.blogspot.com/2010/10/tahajud-menurut-sains.html. Diakses Tanggal 01 Januari 2012.
Anonim. 2011. Asam Amino Triftopan. http://www.vitamins-supplements.org/amino-acids/tryptophan.php. Diakses Tanggal 01 Januari 2012.
Anonim. 2010. Asam Amino. http://id.hicow.com/insomnia/2010/09/asam-amino/makanan-2361082.html. Diakses Tanggal 01 Januari 2012.

Anonim. 2011. Hormon Melatonin. http://www.sobatbumi.com/solusi/view/2011/Hormon melatonin.html. Diakses Tanggal 14 Januari 2012.

Armala, M. M., (2009). Khasiat Buah Durian. UNY. Yogyakarta.
Day, J.Y., Underwood, A.L.(2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Airlangga.
Folin, Octo, Ciocalteu, Vintila. (1944). On Tyrosine and Tryptophane. Oxport.
Ghani, M.A., (2002). Dasar-Dasar Budi Daya Durian. Jakarta : Panebar Swadaya.
Harler. C.R., (1966). Durian. London: Oxford University Press.
Hernani, M., .(2005). Tanaman berkhasiat Antioksidan. Jakarta : Penebar Swadya.
Iqbal. 2011. Durian Lezat dan Bergizi Tinggi. http://Iqbal.blogspot.com/2011/11/durian-lezat-dan-bergizi-tinggi.html. Diakses Tanggal 10 Januari 2012.
Sekartaji. 2011. Hubungan Kelenjar Pineal dan Hormon Melatonin. http://arumsekartaji.wordpress.com/2011/10/02/hubungan-kelenjar-pineal-dan-hormon-melatonin/. Diakses Tanggal 13 Januari 2012.
Suherman. 2009. Stress Picu Insomnia. http://obat-alami.acepsuherman.biz/2009/stress-picu-insomnia/. Diakses Tanggal 04 Januari 2012.